“NEGARA UGANDA”
A.
Sejarah
Negara Uganda
Pada mulanya Uganda dikuasai oleh
beberapa suku-suku besar yang berprofesi sebagai pemburu. Suku terbesar adalah
suku Baganda atau Buganda.
Suku ini berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Kimera.
Giovani Miani (seorang penjelajah dari Italia)
adalah orang Eropa
pertama yang menemukan Uganda pada tahun 1860.
Kemudian, para misionaris berdatangan.
Pada tahun 1862
ditemukan situs Raja ke-30 dari Kerajaan Buganda yang ditengarai berkuasa pada
abad ke-16. Pada abad ke-19, Uganda dikuasai oleh Inggris
dan Mesir.
Ketika itu Uganda menjadi salah satu provinsi Mesir bernama Equatoria.
Penguasaan Equatoria oleh Mesir berakhir pada pemerintahan Emin Pasha
pada tahun 1889
dan beralih ke tangan Inggris pada tahun 1890.
Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan
dari Inggris dimulai pada tahun 1945-1949,
yaitu ketika ada kerusuhan kaum proletar di Buganda. Pada 1953,
Raja Mutesa II
(Kabaka) diasingkan ke Inggris dan dikembalikan ke Uganda pada tahun 1955.
Akhirnya pada 9 Oktober
1962,
Uganda memnperoleh kemerdekaan dari Inggris.
Apollo Milton Obote
terpilih sebagai perdana menteri
pertama. Kabaka Edward Mutesa
II (Raja Buganda) sebagai kepala negara.
Pada tahun 1966
terjadi pembunuhan berdarah di istana, hingga akhirnya Milton Obote
menghapuskan Kerajaan Buganda dan Kabaka Edward Mutesa II mengasingkan diri ke
Inggris hingga wafat dalam kemiskinan selama tiga tahun.
Uganda merdeka pada 9 Oktober 1962 . Sir
Edward Mutesa , raja Buganda ( Mutesa II ) , terpilih sebagai presiden pertama
, dan Milton Obote perdana menteri pertama , negara yang baru merdeka. Dengan
bantuan seorang perwira militer muda, Kolonel Idi Amin , Perdana Menteri Obote
merebut kekuasaan pemerintah dari Presiden Mutesa empat tahun kemudian .
A. Geografi
Uganda, dua kali ukuran
Pennsylvania , adalah di Afrika Timur . Hal ini berbatasan di sebelah barat
oleh Kongo , di utara oleh Sudan , di timur oleh Kenya , dan di selatan oleh
Tanzania dan Rwanda . Negara , yang terletak di khatulistiwa , dibagi menjadi
tiga dataran rendah utama daerah – rawa , dataran tinggi subur dengan
bukit-bukit berhutan , dan wilayah gurun . Danau Victoria merupakan bagian dari
perbatasan selatan
Walaupun tidak memiliki pantai, Uganda
mempunyai beberapa danau besar, seperti Danau Victoria,
Danau Albert, Danau Kyoga,
dan Danau Edward. Negeri ini terletak
di plateau
Afrika Timur, kira-kira 900 m di atas permukaan laut. Pada umumnya Uganda
beriklim tropis, tapi terdapa
t juga variasi. Uganda mempunyai
beberapa pulau di danau Victoria.
Kota-kota terpenting terletak di selatan di dekat danau Victoria
termasuk ibukota Kampala
dan kota di dekatnya Entebe.
Uganda terbagi dalam 70 distrik, 4
daerah administratif: Utara, Timur, Sentral dan Barat. Distrik ini dinamai
menurut kota terbesarnya, misalnya kota Kampala
terletak di distrik Kampala.
B. Politik
Presiden Uganda
Yoweri Museveni
saat ini tampil sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Presiden memberi tugas kepada Perdana Menteri
Apolo Nsibambi
untuk mengendalikan aids. Parlemen Nasional yang terdiri 303 anggota, sekitar
86 di antaranya memberikan dukungan untuk itu. Kaum wanita dan militer juga
diperkenankan masuk di parlemen. Anggota sisanya dipilih untuk masa lima tahun
dalam pemilu. Hanya 75% penduduk yang mengikuti pemilu.
Dalam rangka mengatasi kekerasan
bermotif keagamaan, kegiatan partai-partai politik dibatasi mulai tahun 1986. Dalam
sistem demokrasi tanpa partai yang dipelopori oleh Yoweri Museveni,
partai politik masih ada tapi tidak boleh berkampanye pada pemilu atau langsung
mencalonkan kandidat (walaupun kandidat itu bisa saja datang dari partai
politik). Referendum tahun 2005 (bulan Juli) menghapus pembatasan politik
multipartai yang telah berlangsung selama 19 tahun ini.
C.
PEREKONOMIAN
DI UGANDA
a)
Tinjauan ekonomi Uganda
Ekonomi Uganda
memiliki potensi besar diberkahi dengan Sumber Daya Alam
yang signifikan, termasuk tanah subur yang luas, curah hujan teratur, dan
deposit mineral, ternyata siap untuk pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
pengembangan di kemerdekaan. Namun, ketidakstabilan politik kronis dan
manajemen ekonomi yang tidak menentu menghasilkan rekor penurunan ekonomi yang
terus-menerus meninggalkan Uganda antara negara-negara termiskin di dunia dan
paling berkembang.
Pertanian merupakan sektor ekonomi
yang paling penting karena mengakomodasi 80% tenaga kerja. Kopi merupakan
ekspor terbesar. Semenjak 1986, pemerintah dengan dukungan dari negara-negara
donor dan badan-badan internasional telah melakukan rehabilitasi dan
stabilisasi ekonomi dengan melakukan reformasi mata uang, menaikkan harga
ekspor hasil pertanian, menaikkan harga minyak dan meningkatkan pelayanan
masyarakat.
Perubahan kebijakan diarahkan kepada
penurunan inflasi, serta percepatan produksi dan peningkatan hasil ekspor.
Selama 1990-2001 perekonomian berubah menjadi solid yang disebabkan oleh
berlangsungnya investasi di dalam rehabilitasi infrastruktur, peningkatan
produksi dan ekspor, berkurangnya inflasi, secara bertahap keamanan mulai
pulih, serta kembalinya pengusaha-pengusaha India – Uganda dari pengasingan.
Pertumbuhan ekonomi semakin berkembang, kecuali harga kopi yang sangat variatif
dimana kopi merupakan bahan ekspor utama, perbaikan pasar ekspor Uganda yang
konsisten.
Di tahun 2000, Uganda berhasil
mendapatkan pengurangan hutang dari Highly Indebted Poor Countries (HIPC)
sebesar $1,3 milyar dan dari Paris Club mendapatkan pengurangan sebanyak $145
juta. Jumlah ini digabungkan dengan pengurangan hutang HIPC menjadi sekitar $2
milyar.
Produk
pertanian memasok hampir seluruh pendapatan asing Uganda uang, dengan kopi
(yang Uganda adalah produsen kedua terkemuka Afrika) terhitung sekitar 15% dan
ikan 12% dari Ekspor negara . Ekspor non-tradisional produk, termasuk pakaian, kulit, kulit,
vanili, sayuran, buah, bunga potong, dan ikan tumbuh, sementara Ekspor tradisional seperti katun, teh
tembakau, dan terus menjadi andalan.
Kinerja sektor pertanian di Uganda telah terus ditingkatkan. Uganda membanggakan dirinya tanah pertanian yang baik (lahan) dan iklim seperti ada bisnis yang sangat besar dan peluang investasi di sub-sektor berikut:
-Ikan
-Kopi
-Bunga
-Buah ,sayuran dan kehutanan.
Kinerja sektor pertanian di Uganda telah terus ditingkatkan. Uganda membanggakan dirinya tanah pertanian yang baik (lahan) dan iklim seperti ada bisnis yang sangat besar dan peluang investasi di sub-sektor berikut:
-Ikan
-Kopi
-Bunga
-Buah ,sayuran dan kehutanan.
Uganda Teknologi Informasi Dan Komunikasi (ICT) sektor yang dinamis dan bersemangat. Sektor ini telah terdaftar pertumbuhan dua digit sejak tahun 2000 dan meningkat 33% . Arus masuk investasi sudah sangat kuat dan pada , sektor ini menarik lebih dari Dolar 73 juta. Kerja langsung berdiri pada 6000 sementara lebih dari 350.000 orang yang tidak langsung bekerja. Dinamisme sektor adalah hasil dari kerangka yang baik TIK Uganda hukum dan peraturan, lingkungan ekonomi yang stabil mikro dan reformasi ekonomi dikejar sejak awal 1990-an. Para Telekomunikasi subsektor, sebelumnya didominasi oleh operator tunggal nasional, secara progresif meliberalisasi selama 10 tahun terakhir.
Uganda adalah anggota: Organisasi
Perdagangan Dunia, Konferensi Perserikatan Bangsa mengenai
Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD),
Perdagangan Internasional Centre, WIPO, UNDP, FAO, UNIDO, Dana Moneter
Internasional.
b. Kerja
sama antara Indonesia dan Uganda
Berdasarkan data statistik
perdagangan RI-Uganda tahun 2008, terlihat bahwa trend perdagangan bilateral
meningkat dari USD 9,310 juta menjadi USD 11,587 juta atau meningkat sebesar
24,46 % dibandingkan tahun2007. Ekspor Indonesia meningkat sebesar 67,39% sedangkan
impor turun sebesar 12,30% sehingga membalikkan neraca perdagangan dari minus
menjadi surplus.
Produk ekspor utama Indonesia antara
lain meliputi crude palm oil, dentifrices, peralatan kedokteran gigi, synthetic
staple fibres of polyester not carded, kertas dan produk kertas, industrial
monocarboxylic fatty acids, discs for laser reading systems, furnitur, obat
nyamuk dan battery. Sedangkan komoditas impor utama Indonesia dari Uganda
antara lain adalah kapas, printed woven cotton fabrics dan tembakau.
Produk-produk Indonesia yang
berpeluang masuk ke pasar Uganda antara lain meliputi consumer goods (makanan
kecil/snacks, mie instant, bumbu, minuman dalam kemasan/botol), alat-alat
listrik (lampu/neon, kabel, battery), kosmetik untuk golongan menengah ke bawah
(sabun mandi, shampoo, parfum, deodorant, dll), kertas & stationary
(commodity paper, specialty paper, security paper, dll.), construction
materials (semen, clinker, keramik, pipa, dll.), household items, tekstil dan
produk tekstil, peralatan pertanian sederhana, peralatan food processing untuk
skala home industry, dan mesin-mesin industri bekas (usia pakai tidak
boleh melebihi 8 tahun).
Sedangkan peluang kerjasama ekonomi
lainnya yang bisa dijajaki antara lain meliputi konstruksi jalan raya dan rel
kereta api; pemeliharaan mesin pesawat terbang; investasi di bidang food
processing dengan memanfaatkan bahan baku lokal (sayuran, buah-buahan, teh,
kopi, ikan air tawar, dll.); investasi di bidang consumer goods untuk
dipasarkan di wilayah Afrika Timur; investasi di bidang perkebunan untuk bahan
baku industri di Indonesia (seperti kapas, kayu/pulp); budidaya perikanan air
tawar (aquaculture); energi khususnya pengembangan microhydro power plant (0,5
– 5 Megawatt); pariwisata (pembangunan infrastruktur seperti hotel, resort, dan
pelatihan pelaku pariwisata); pendidikan (kerjasama antar perguruan tinggi);
serta healthcare (pembangunan infrastruktur/rumah sakit, peralatan kedokteran
dan pelatihan tenaga ahli).
e. hambatan
hambatan kerjasama antara indonesia dan uganda
Hambatan yang umumnya terjadi dalam menjalin
perdagangan antara Indonesia dan Uganda, antara lain, sebagai berikut:
Di pihak Uganda:
·
Tradisional market Uganda ke Eropa,
Amerika Serikat, India dan negara di Afrika lainnya.
·
Kurangnya pemahaman mengenai produk
Indonesia dan kemampuan ekspor Indonesia.
·
Kurangnya kontak-kontak langsung
antara pengusaha kedua negara.
Di pihak Indonesia:
·
Kurangnya pengetahuan mengenai
potensi pasar Afrika Timur.
·
Belum adanya perjanjian kerjasama
ekonomi bilateral.
·
Kurangnya upaya dan perhatian
pemerintah Indonesia terhadap potensi dan peluang di benua Afrika. Hal ini
dapat diidentifikasi dengan kurangnya kunjungan pejabat dan pengusaha Indonesia
khususnya di Uganda.
·
Hal-hal diatas disebabkan oleh
adanya persepsi yang kurang tepat mengenai benua Afrika pada umumnya. Untuk
mendapatkan informasi lebih rinci serta bantuan fasilitasi dalam melakukan
kontak dengan kalangan pebisnis setempat, pebisnis dari Indonesia dapat
menghubungi KBRI Nairobi c.q. Pemegang Fungsi Ekonomi.
c. Potensi Investasi
Ekonomi Uganda sangat terpengaruh
oleh melemahnya kinerja ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi dan pemasukan
pemerintah diperkirakan akan mengalami penurunan signifikan. Namun pemerintah
Uganda reluctant untuk mengurangi anggaran belanja karena kawatir akan semakin
memperburuk perekonomian dan meningkatkan beban hidup masyarakat, sehingga
perubahan ekonomi yang dramatis tidak akan terjadi.
Pada bulan Juni 2009, National
Development Plan (NDP) telah menggantikan Poverty Eradication Action Plan.
Pelaksanaan NDP membutuhkan dukungan politik yang kuat. Uganda telah berhasil
memelihara stabilitas ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi selama duapuluh
tahun terakhir, namun masih perlu memperbaiki infrastruktur transportasi dan
energi untuk mendongkrak pembukaan lapangan kerja dan pengurangan angka
kemiskinan. Program Bonna Baggawale (“Prosperity for All) yang dimaksudkan
untuk meningkatkan produktivitas pertanian tetap dijalankan oleh Pemerintah
Uganda namun kinerjanya diperkirakan akan menurun.
D.
MACAM-
MACAM PEREKONOMIAN UGANDA
a)
Uganda Ekspor
promosi
Dewan. UEPB adalah Promosi Organisasi Perdagangan Umum yang beroperasi di bawah
Departemen Pariwisata, Perdagangan dan industri
b)
.Grup Madhvani
adalah salah satu diversifikasi terbesar
sektor swasta Kelompok-kelompok di Timur Afrika, mempekerjakan lebih 10.000
orang. Mulai di Uganda pada tahun 1914, Grup telah berkembang menjadi
konglomerat terdiversifikasi secara luas dengan penyebaran geografis ke
negara-negara Afrikan berbagai, Timur Tengah, India dan Amerika Utara. Omset
saat ini Grup di Uganda melebihi Dolar 100 juta. Aset Grup di Uganda dinilai
lebih dari Dolar 200 juta, dengan beberapa Satuan mengalami ekspansi besar.
c) Grup Mehta
adalah, multinasional multi-aktivitas
perusahaan dengan kehadiran global (lebih dari 15.000 karyawan di seluruh
dunia) mencakup empat benua: Asia, Eropa, Amerika Utara dan Afrika. India - Afrika koneksi selalu sangat
dominan di Grup Mehta.
d)
Grup AYA
adalah Timur cepat muncul Afrikan konglomerat
yang memiliki minat dalam pengolahan makanan, Transportasi dan pengembangan
properti. Investasi dalam milik tetap, pabrik, peralatan dan truk berjumlah
lebih dari Dolar 100 juta dan Grup mempekerjakan lebih dari 2.000 orang
e) BIDCO Minyak Refineries
pada awalnya didirikan sebagai organisasi
manufaktur yang, berkomitmen untuk menggunakan teknologi modern yang paling
efisien untuk menghasilkan berbagai unggul produk. Selama bertahun-tahun, Bidco
berhasil memenangkan lebih dari pasar, menjadi, produsen terbesar dan tumbuh
tercepat dari minyak nabati, lemak, margarin, sabun dan protein konsentrat
Tengah dan Timur Afrika.
Refernsi :
http://www.kemlu.go.id/nairobi/Pages/TipsOrIndonesiaGlanceDisplay.aspx?IDP=2&IDP2=8&l=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar