“NEGARA IRAN”
A.
Sejarah Negara Iran
Meliputi negara
Iran dan juga negara-negara tetangganya yang mempunyai persamaan dalam
kebudayaan dan bahasa. Ketika itu, negara-negara ini diperintah oleh
kekaisaran-kekaisaran seperti Media dan Akhemenid. Sassania adalah kekaisaran
Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Kemudian Persia bergabung menjadi
sebagian khilafah Islam awal.
Bangsa Iran berasal dari
Ras Arya yang merupakan salah satu ras Indo-European. Migrasi bangsa Arya ke
berbagai belahan bumi seperti ke Asia kecil dan India dimulai pada 2.500 Sebelum
Masehi (SM). Peradaban di dataran tinggi Iran dimulai 600 tahun SM di mana saat
itu terdapat 2 kerajaan yakni Parsa di sebelah Selatan dan Medes di Timur Laut
Iran.
Pada tahun 550 SM, Cyrus the Great berhasil
merebut 2 kerajaan Persia tersebut, namun tidak berhasil memperpanjang
kekuasaannya. Pada 521 SM Raja Darius mendirikan Dinasti Achaemenid hingga
Darius III. Pada 323 SM, Alexander the Great berhasil menaklukan Dinasti
Achaemenid. Di masa Dinasti Parthian (Raja Mirthridates II) berhasil menjalin
hubungan dengan Cina dan Roma yang dikenal dengan perdagangan sutranya (Silk
Road). Pada 220 SM, Dinasti Sassanid mengakhiri kejayaan Dinasti Parthian. Setelah
peperangan selama 4 abad, seiring memudarnya Kerajaan Romawi, Kerajaan Persia
hancur dan diinvasi oleh Kerajaan Mesir dan Arab lainnya dan berhasil
menyebarkan agama Islam.
Dari abad 7 hingga abad 16 Masehi, berbagai
Dinasti keturunan Arab, Turki dan Mongol
saling berkuasa yakni Dinasti Abbasid, Dinasti Saffarian, Dinasti Samanid. Pada
abad ke 16 khususnya pada masa Kerajaan Savafid, tercapai masa kejayaan dalam bidang
kerajinan dan pembuatan karpet. Pada abad 17 Dinasti Afshar berkuasa, namun
kemudian digantikan oleh Karim Khan Zand yang mendirikan Dinasti Zand di
Selatan. Di sebelah Utara Suku Qajar berhasil mematahkan Dinasti Zand dan
mendirikan Dinasti Qajar hingga abad 19 dengan Rajanya yang terakhir bernama
Ahmad Shah.
Pada tahun 1921, terjadi kudeta militer yang
dipimpin oleh Reza Shah Pahlevi yang kemudian menjatuhkan Ahmad Shah dan
mengangkat dirinya sebagai Raja Iran. Pada 1941, anaknya bernama Mohammad Reza
Shah naik tahta hingga terjadi Revolusi Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Imam
Khomeini pada 1979. Berbagai peristiwa menonjol sejak itu adalah pendudukan
Kedubes Amerika Serikat, 1979-1981, Invasi Irak terhadap Iran pada 1980 yang
menimbulkan perang selama 8 tahun (1980-1988) dan sanksi ekonomi (energi)
Amerika sejak 1996.
a.
Kedatangan Islam
Setelah
kekalahan Sassania ke tangan pasukan Islam, Persia kemudian
diperintah oleh khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Semasa
pemerintahan Abbasiyah, orang Persia memainkan peranan penting dalam menyumbang
kegemilangan Islam.
Setelah
pemerintahan Abbasiyah, Persia mulai
mencapai kemerdekaan mereka dengan mendirikan sebuah pemerintahan dimulai
dengan Thahiriyah dan disusul
dengan Saffariyah, Ziyariyah dan Samaniyah.
Pemerintahan-pemerintahan ini mulai menaklukkan kembali wilayah-wilayah Persia
dari tangan Abbasiyah. Pada zaman Buwaihidah, Persia
berhasil menaklukkan semua wilayah mereka dan juga kota Baghdad dan
memenjarakan khalifah Abbasiyah. Pemerintah Buwayhidah mulai memakai kembali
gelar Shah yang merupakan warisan Sassania.
b.
Zaman Pertengahan
Dinasti-dinasti
yang memerintah Persia selepas ini adalah keturunan bangsa Turki dari Asia Tengah. Pada mulanya,
mereka ini hanyalah tentara budak pada zaman Abbasiyah. Namun begitu,
mereka menguasai administrasi khilafah Abbasiyah menyusul kelemahan
khalifahnya. Setelah kejatuhan Abbasiyah, pemerintahan-pemerintahan kecil mulai
naik di seluruh Iran. Antara lain yang utama ialah Thahiriyah dari Khorasan (820-872), Saffariyah di Sistan (867-903), dan Samaniyah di Bukhara (875-1005). Pada 962, seorang
pegawai pasukan budak Samaniyah, Aluptigin, menaklukkan Ghazna dan mendirikan pemerintahan Ghaznawiyah.
Persia kemudian
diserang dan ditaklukkan oleh pasukan Turki Utsmani yaitu tentara Seljuk Oghuz dari Amu Darya. Pimpinan
mereka Tughril Beg kemudian
dianugerahi sebuah jubah, hadiah dan juga gelar Raja di Timur. Ketika Iran di
bawah pemerintahan Shah Malik (pengganti
Tughril) (1072–1092), Iran menyaksikan penyuburan kembali kebudayaan dan
kegemilangan sains mereka dan ini merupakan jasa raja muda Shah Malik yaitu Nizam al Mulk. Pada zaman
ini juga, sebuah observatorium dibangun di mana Omar Khayyám, seorang ahli
astrologi membuat eksperimen kalender baru. Selain itu, sekolah-sekolah agama
turut dibangun di kota-kota utama. Abu Hamid Ghazali, seorang pakar
teologi Islam, dan juga beberapa cendekiawan Islam di Baghdad turut dijemput
meneruskan penyelidikan mereka di Iran.
Setelah
kematian Shah Malik, Iran terpecah kembali pada pemerintahan-pemerintahan
kecil. Pada masa inilah Genghis Khan dari Mongolia
memasuki Persia dan memusnahkan kota-kotanya. Sebelum matinya, tentera Mongol
telah menaklukkan Azarbaijan dan memusnahkan kota itu.
Penaklukan ini
menyebabkan kehancuran yang besar bagi rakyat Iran. Sistem irigasi dimusnahkan
menyebabkan beberapa permukiman terpaksa diubah. Mereka terpaksa mencari wahah
sebagai sumber air. Sebagian besar penduduk Iran, terutama elaki dibunuh dan
populasi Iran jatuh mendadak. Pemerintah Mongol hanya berbuat sedikit untuk
memperbaiki Iran. Cucu Genghis, Hulagu Khan, menaklukkan
Baghdad pada tahun 1258 dan membunuh khalifah terakhir Abbasiyah. Merajalelanya
Hulagu Khan di TimTeng dijepit oleh tentara Mamluk (dari Mesir) di Palestina. Hulagu Khan
kemudian kembali ke Iran dan menetap di Azerbaijan hingga kematiannya.
Pemerintah
Mongol selepas ini, Ghazan Khan (1295-1304) dan juga
wazirnya Rashid ad Din memulihkan
kembali ekonomi Iran. Cukai untuk pekerja diturunkan, pertanian digalakkan,
membangun kembali sisten irigasi dan memperbaiki keselamatan jalur perdagangan.
Hasilnya, perdagangan meningkat dengan pantas dan barang dari India dan China
dapat dibawa masuk ke Iran dengan senang. Ghazan kemudian diganti oleh
kemenakannya Abu Said dan selepas meninggalnya Abu Said, Iran sekali
lagi terpecah pada beberapa pemerintahan kecil seperti Salghuriyah, Muzaffariyah, Inju, dan Jalayiridah.
Peninggalan
tentara Mongolia di bawah pimpinan Timur Lenk, seorang
Mongol bangsa Turki, kemudian masuk dan menaklukkan Persia. Ia menaklukkan Transoxiana dan menjadi
sultan di sana. Tidak seperti Genghis Khan, serangan Timur Lenk tejadi
pelan-pelan dan tidak membawa banyak kerusakan. Ini karena tentaranya tidak
sebesar tentera Genghis Khan. Namun begitu, Isfahan dan Shiraz tetap
mengalami kehancuran parah. Selepas kematiannya, kesultanan ini terpecah belah
tetapi kelompok-kelompok Mongolia yaitu Uzbek dan Bayundur Turkmen masih
memerintah kawasan Iran hinggal bangkitnya kesultanan Safavid.
c.
Zaman Modern
Pada zaman Safavid (1502-1736), kebudayaan Persia mulai berkembang kembali
terutama pada zaman Shah Abbas I. Sebagian
sejarawan berpendapat bahawa negara Iran modern didirikan oleh Kesultanan
Safavid. Banyak kebudayaan Iran pada hari ini berasal dari zaman pemerintahan
Safavid termasuk pengenalan aliran Syiah di Iran.
Selepas era
Safavid, Iran kemudian diperintah oleh Wangsa Zand, Qajar dan akhirnya Pahlavi. Pada kurun ke-17, negara-negara Eropa mulai
menjelajahi Iran dan menapakkan pengaruh mereka di sana. Akibatnya Iran mulai
kehilangan beberapa wilayahnya kepada negara-negara ini menyusul beberapa
perjanjian perdamaian seperti perjanjian Turkmanchai dan perjanjian Gulistan.
Pada lewat abad
ke-19, Iran memasuki sebuah era baru ketika terjadinya Revolusi Konstitusi Iran, yang
merupakan sebuah revolusi yang memperkenalkan sistem monarki konstitusional. Tetapi
Shah Iran atau raja Iran masih berjaya mempertahankan kekuasaan mereka. Sebuah
parlemen yang dinamai Majles didirikan pada 7 Oktober 1906.
Penemuan minyak
mentah di wilayah Khuzestan menarik minat
Inggris dan Rusia untuk meluaskan pengaruh mereka di Iran. Kedua adidaya ini
bersaing untuk memonopoli minyak Iran dan akhirnya memecah belah Iran.
Disebabkan kelemahan pemerintahan Iran saat itu (pemerintahan Qajar,) menangani
kuasa-kuasa ini, maka terjadilah pemberontakan oleh Reza Pahlavi yang mana ia
berhasil menobatkan dirinya sendiri menjadi Shah Iran yang baru dan mendirikan Dinasti Pahlavi.
B.
Geografis Negara Iran
Kota 1
Luas 1.648.000 km²
Jumlah penduduk 72.158.000
penduduk
Kepadatan Penduduk 43,8 /km²
Panjang garis pantai 2.440
km
Sekeliling 7.880 km
Harapan Hidup 71,9
Tahun
tahun rata-rata sekolah 7,2 Tahun
Indeks Pembangunan Manusia 0,702
Produk domestik bruto 241
Miliar US$
perubahan Tahunan: 5,0 % 3.340
US$ per kapita
Produk domestik bruto (PDP) 689
Miliar US$ 9.544 US$ per kapita
Inflasi 15,8 %
C.
Perekonomian Negara Iran
Mengikuti Artikel 44 dari Perlembagaan Iran, ekonomi Iran terbahagi
kepada tiga sektor iaitu sektor kerajaan, sektor koperasi (kerjasama
syarikat) dan sektor swasta.
Sektor kerajaan
adalah meliputi industri-industri berat, perdagangan antara bangsa, perlombongan, perbankan dan insuran,
rangkaian pengairan luas, komunikasi, pengangkutan awam dan lain-lain lagi.
Kesemua sektor ini diletakkan dibawah penguasaan kerajaan Iran. Sektor koperasi
pula meliputi kerjasama-kerjasama syarikat-syarikat dan perusahaan-perusahaan
swasta yang ingin mengembangkan operasi mereka di kawasan bandar dan luar
bandar. Sektor yang terakhir ialah sektor swasta yang dimana operasi mereka
ialah pembinaan, pertanian, industri, perdagangan dan perkhidmatan.
Operasi-operasi ini bertindak sebagai penyokong sektor kerajaan dan koperasi.
Dewasa ini, peranan sektor swasta dikembangkan lagi dengan penswastaan 80 % sektor kerajaan.
a.
Sektor Ekonomi Makro
Ketika awal
abad ke-21, sektor perkhidmatan merupakan sektor merupakan penyumbang terbesar
dalam Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) Iran. Industri kedua terbesar pula
ialah perlombongan diikuti dengan pertanian. Lebih kurang 45 % dari pada pendapatan
kerajaan berasal daripada hasil perlombongan minyak dan gas asli. 31 % pula merupakan hasil cukai. Defisit
belanjawan Iran pula merupakan antara masalah yang kronik dan berpuncak daripada subsidi sektor-sektor industri berat
yang bernilai USD 30 bilion setiap tahun (2006).
Sektor industri
yang meliputi perlombongan, pembuatan dan pembinaan menyumbang kepada 42
peratus KDNK dan menggaji 31 peratus tenaga buruh Iran. Hasil perlombongan
terutamanya petroluem merupakan ekspot utama Iran (89 peratus
daripada jumlah keseluruhan) tetapi menggunakan kurang daripada 1 peratus
tenaga buruh. Kerajaan iran telah lama memperbagaikan
ekonomi Iran dengan membuat pelaburan dalam industri otomobil, industri
angkasa lepas, elektronik, petro-kimia dan nuklear. Iran juga mempunyai potensi
yang besar dalam perlombongan, pelancongan, dan juga informasi teknologi.
·
Pertanian
Peta mengenai tanaman utama iran. Pada tahun
1997 sahaja, hasil kasar pertanian berjumlah Dolar Amerika 25 bilion.
Satu per empat daripada jumlah eksport Iran (tidak termasuk eksport petroleum) adalah daripada sektor pertanian.
Sektor ini menyumbang kepada 11 peratus KDNK Iran pada tahun 2004 dan
menggunakan 23 peratus daripada tenaga buruh. Sejak tahun 1979, pertanian
komersil mula menggantikan pertanian berskala kecil. Hasil keluaran kasar pertanian
pula berjumlah 25 bilion Dolar Amerika pada tahun 1997.
Tanaman utama
Iran ialah gandum, beras dan bali. Namun begitu,
bekalan gandum dan beras gagal memenuhi permintaan tempatan menyebabkan bahan
ini diimpor masuk. Tanaman-tanaman utama lain ialah ubi
kentang, legum, sayur-sayuran, buah-buahan, tebu dan rempah ratus. Terdapat
juga penternakan lebah untuk sumber madu dan juga ladang ladang sutera untuk
penghasilan sutera. Sumber ternakan utama pula ialah kambing, lembu, ayam,
telur dan hasil tenusu. Ekspor pertanian
utama Iran ialah buah-buahan, makanan yang diproses dan rempah.
·
Perkilangan
Industri berat
mula diperkenalkan di Iran pada 1920-an dan berkembang dengan pesatnya.
Namun begitu, Perang Iran-Iraq memusnahkan
banyak infrastruktur-infrastruktur industri berat di Iran seperti pusat
penapisan minyak di Abadan. Antara kesan lain daripada perang ini ialah
kemunculan industri-industri pembuatan kecil yang menggantikan peranan
industri-industri besar terutamanya dalam pembuatan senjata api dan keperluan
ketenteraan.
Pada hari ini,
industri pembuatan utama Iran ialah petro kimia, keluli, dan juga pembuatan
bahan tembaga. Industri lain termasuklah industri otomobil, barangan elektrik
dan komunikasi, simen, pembuatan jentera, perkilangan kertas, getah, karpet,
dan farmasi
Selain itu,
Iran juga turut maju dan dihadapkan dalam industri pertahanan dan ketenteraan.
Sejak tahun 1992, Organisasi Industri Pertahanan Iran telah berjaya
mengeluarkan kereta kebal, pesawat pejuang, peluru berpandu, dan juga kapal
selam. Pada tahun 2006, Iran mengimpor pengeluaran
industri ini ke 57 negara di seluruh dunia termasuklah negara-negara NATO.
Hasil dagangan ini bernilai AS $100 juta (AS $ 1 = RM 3.4551)
·
Petroleum Dan Gas Asli
Minyak mentah
pertama kalinya dijumpai di Iran. Sejak detik itu, perdagangan minyak menjadi
tulang belakang ekonomi Iran. Pada tahun 70an, Iran merupakan pengeluar
petroleum ke-empat terbesar dunia. Selepas Revolusi Iran pada tahun 1979, kerajaan Iran
melancarkan projek pemeliharaan minyak dengan mengurangkan pengeluarannya.
Perang Iran-Iraq yang tercetus pada tahun berikutnya memusnahkan banyak
infrastruktur penggalian dan penapisannya menyebabkan pengeluaran minyak
menurun. Namun begitu, pada lewat 1980an, pengeluaran minyak Iran meningkat
semula berikutan pembaik pulih infrastruktur minyaknya dan juga penemuan telaga
minyak baru di Teluk Parsi. Pada tahun
2004, perangkaan pengeluaran minyak Iran setahun ialah 1.4 bilion tong minyak
yang membawa keuntungan bersih berjumlah AS$ 50 bilion. Iran juga turut
mempunyai simpanan gas asli kedua terbesar di dunia (15 % daripada
simpanan gas asli dunia) dan kebanyakannya digunakan untuk tujuan domestik.
·
Perlombongan
Sektor
perlombongan Iran merupakan antara sektor yang kurang berkembang berbanding
dengan sektor-sektor lain. Hasil pengeluaran kasar bahan mineralnya adalah
kurang daripada 0.6 peratus KDNK Iran. Faktor-faktor utama yang menghadkan
sektor ini ialah kekurangan infrastruktur yang sesuai, kesulitan dalam
eksplorasi, dan juga kawalan kerajaan dalam sumber alam.
Walaupun
petroleum merupakan perlombongan utama, lebih kurang 75 peratus tenaga buruh di
sektor perlombongan bekerja di sektor bukan petroleum. Sektor perlombongan ini
termasuklah arang batu, emas, uranium, garam, bijih besi dan lain lain
lagi. Lombong tembaga di Sar Cheshmah di Wilayah Kerman merupakan
lombong tembaga kedua terbesar di dunia. Iran juga mempunyai simpanan bijih
besi yang besar di Iran Tengah.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar